Rabu, 12 Agustus 2020

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA

Tahap Embrio Tahap embrio dimulai dari proses fertilisasi (penyatuan sel telur dan sperma), kemudian terbentuk zigot yang mengalami proses pembelahan. Tahap embrio dikelompokkan menjadi beberapa fase, yaitu fase pembelahan (cleavage) yang membentuk morula, fase blastula, fase gastrula, fase diferensiasi, serta organogenesis. Fase Morula Pada fase ini zigot mengalami pembelahan berkali-kali. Pembelahan zigot terjadi secara mitosis, yaitu dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula. Gambar 1. Tahapan pembelahan sel menjadi morula. Fase Blastula Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang dibentuk pada fase morula. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol / blastocoel (Gambar 2). Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula. Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Gambar 2. Terbentuknya rongga bastosol. Fase Gastrula, Embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan cepat. Akibatnya, sel-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Bagian luar yang terbuka pada gas menuju arkenteron disebut dengan blastofor. Pada fase ini akan terjadi lanjutan diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir dan gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, ektoderm Gambar 3. Tahapan invaginasi hingga terbentuk endoderm, mesoderm, dan ektoderm. Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan ada tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki pseudoselomata memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata yang memiliki selom sesungguhnya, misalnya manusia (Gambar 4). Gambar 4. Tipe selom pada hewan Diferensiasi dan Organogenesis Pada fase ini mulai terjadi diferensiasi dan organogenesis pada struktur dan fungsi sel untuk menjadi jaringan yang spesifik. Proses ini dikendalikan oleh faktor gen yang dibawa pada saat terjadi pembentukan kutub fungsional dan kutub vegetatif. Pada akhirnya masing-masing bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi organ-organ sebagai berikut: 1. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, email gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor. 2. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan sistem reproduksi 3. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi jaringan epitel pencernaan, sistem pernapasan, pankreas dan hati serta kelenjar gondok. Dalam proses diferensiasi dan organogenesis, bagian yang berdekatan saling mempengaruhi. Sebagai contoh, bagian mesoderm akan mempengaruhi ektoderm dalam diferensiasi untuk perkembangan alat gerak, yaitu sebagian berasal dari sel ektoderm dan sebagian dari mesoderm. Setelah tahap embrio selesai, embrio yang disebut janin siap dilahirkan. Tahapan Pasca Embrio Pada tahap pasca embrio, terjadi pertumbuhan dan perkembangan menjadi individu dewasa. Individu dewasa, artinya siap menghasilkan keturunan atau bereproduksi Beberapa hewan invertebrata mengalami regenerasi atau metamorfosis selama pertumbuhan dan perkembangannya Sedangkan hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari hewan muda (anak) menjadi hewan dewasa. Regenerasi Regenerasi adalah proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Proses ini ditentukan oleh sel-sel batang dalam tubuh hewan yang belum mengalami diferensiasi. Pada organisme yang berkembang biak secara aseksual, regenerasi berarti juga sebagai proses reproduksi atau berkembang biak Metamorfosis Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian-bagian tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium berikutnya. Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan khususnya serangga dan amfibi menuju dewasa. Dalam siklus hidupnya, hewan memiliki truktur dan fungsi tubuh yang berbeda pada setiap stadium. Metamorfosis dikendalikan oleh hormon tiroksin dan triodotironin yang dihasilkan oleh kelenjar Thyroid, di bawah pengaruh TSH (Thyroid Stimulating hormon)-yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Metamorfosis serangga (insekta) Berdasarkan tidak terjadinya atau terjadinya tahap metamorfosis yang dialami, serangga dibedakan menjadi kelompok serangga ametabola, holometabola, dan hemimetabola. a. Ametabola Ametabola merupakan organisme yang tidak mengalami proses metamorfosis. Stadium yang dimiliki adalah stadium telur dan stadium imago (dewasa). Contohnya kutu buku yang bertelur kemudian berkembang menjadi dewasa tanpa melakukan metamorfosis b. Holometabola Holometabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis sempurna. Hewan ini memiliki stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan imago (dewasa). Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Stadium telurnya dapat kita amati pada daun, Telur menjadi larva yang sangat aktif mencari makan dengan cara memakan daun. Stadium larva terjadi beberapa kali pergantian kulit yang disebut dengan ekdisis. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa (kepompong). Fase pupa merupakan fase istirahat. Kemudian, pupa berkembang menjadi kupu-kupu yang mampu terbang dan berkembang biak kembali untuk menghasilkan telur. Contoh lain holometabola adalah kumbang, ngengat, semut, dan lebah c. Hemimetabola Hemimetabola merupakan organisme yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Stadium yang dimiliki oleh hewan ini adalah telur, larva atau nimfa, semi-imago, dan imago (dewasa). Contoh hewan kelompok ini adalah kumbang. Stadium telur dapat kita amati pada pasir sebagai medium peletakan telur. Setelah telur menetas, terbentuk stadium larva. Setelah itu akan terbentuk stadium semi-imago. Stadium ini memiliki bentuk morfologi yang sama dengan kumbang imago, tetapi belum memiliki kemampuan untuk bereproduksi, karena organ reproduksinya belum tumbuh sempurna. Setelah itu kumbang memasuki stadium imago yang mampu bereproduksi atau berkembang bia menghasilkan. Contoh lain hemimetabola adalah belalang, walang sangit, dan lipas. Metamorfosis katak (amfibi) Tahap metamorfosis katak pada umumnya dibagi menjadi 3 stadium, yaitu premetamorfosis, prometamorfosis, dan metamorfosis klimaks. Selama stadium premetamorfosis, telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi berudu (kecebong). Berudu bertambah ukurannya dengan sedikit perubahan bentuk tubuh. Pada stadium prometamorfosis, kaki bagian belakang muncul dan pertumbuhan tubuh terjadi secara lambat. Selama metamorfosis klimaks, kaki bagian depan muncul dan ekor mulai menghilang. Metagenesis Beberapa jenis hewan dan tumbuhan ada yang mengalami proses metagenesis. Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual. Metagenesis pada tumbuhan dapat diamati dengan jelas pada tumbuhan tak berbiji (paku dan lumut). Pada tumbuhan tersebut, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina di dalam arkegonium. Jika gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatif (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kamu jumpai merupakan fase gametofit. Sedangkan tumbuhan paku yang kamu lihat sehari-hari merupakan fase sporofit. Pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit itulah yang disebut metagenesis. Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia. Perhatikan metagenesis ubur-ubur (Aurelia), dari gambar itu tampak jelas bahwa ubur-ubur (Aurelia) memiliki dua jenis kehidupan yaitu kehidupan saat menempel (polip) dan kehidupan bergerak bebas (medusa). Sumber : https://karedok.net/modul-buku/biologi/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-hewan-dan-manusia/

Ruang Lingkup Biologi (Biologi kelas X semester 1)

RUANG LINGKUP BIOLOGI 1. Biologi berasal dari bahasa Yunani, Bios = hidup, dan logos = ilmu, jadi biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme). 2. Ilmu biologi sangat luas, untuk memudahkan mempelajarinya biologi dikelompokan menjadi berbagai cabang ilmu, yaitu : a. Biologi Molekuler : merupakan cabang biologi yang mengkaji tentang zat-zat partikel terkecil b. Biokimia : mengkaji tentang reaki kimia dalam sistem kehidupan c. Genetika : mengkaji tentang gen atau cara pewarisan sifat makhluk hidup d. Sitologi : mengkahi tentang sel e. Histologi : mengkaji tentang jaringan f. Morfologi : mengkaji tentang struktur luar tubuh makhluk hidup g. Anatomi : mengkaji srtuktur internal organisme h. Biologi perkembangan : mengkaji pertumbuhan dan perkembangan organisme i. Biogeografi : mengkaji penyebaran makhluk hidup di bumi j. Ekologi : mengkaji tentang hubungan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya k. Taksonomi : mengkaji tentang pengelompokan organisme berdasarkan persamaan dan perbedaan l. Virologi : mengkaji tentang virus m. Bakteriologi : mengkaji tentang bakteri n. Botani : mengkaji tentang tumbuhan o. Zoologi : mengkaji tentang hewan p. Embriologi : mengkaji tentang perkembangan embrio q. Fisiologi : mengkaji tentang fungsi-fungsi yang terjadi pada kehidupan organisme r. Biotekhnologi : mengkaji tekhnologi yang memenfaatkan organisme s. Paleontologi : mengkaji tentang perkembangan sejarah kehidupan berdasarkan catatan fosil t. Ornitologi ; adalah ilmu yang mengkaji tentang burung dan lain-lain. 3. Cabang ilmu biologi tersebut, dapat dikelompokan lagi berdasarkan : a. Berdasarkan Tingkat organisasai kehidupan dari yang terkecil hingga tertinggi ( molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma).Contoh cabang ilmunya adalah biologi molekuler, citologi, histologi, anatomi dan fisiologi, boplogi perkembangan, beogeografi, ekologi b. Berdasarkan kehidupan pada kelompok organisme, contoh cabang ilmunya adalah taksonomi,virologi, baktriologi, mikologi, botani dan zoologi c. Berdasarkan aspek kehidupan, cabang ilmunya adalah Biologi perkembangan, anatomi, fisiologi, embriologi d. Berdasarkan kelompok ilmu campuran dan terapan, yaitu biokimia,biofisika, biotekhnologi 4. Objek dan permasalahan Biologi adalah kehidupan organisme pada berbagai tingkat struktur dari yang terendah hingga tertinggi , yaitu : (unsur, molekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma). a. unsur adalah zat tunggal yang tidakdapat di bagi lagi menjadi zat yang lebih kecil b. molekul adalah :zat kimia murni yang terdiri dari beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur pembentuknya, contoh H20, adalah senyawa yang terdiri dari 2 atom Hidrogen untuk setiap atom Oksigen c. sel adalah unit terkecil dan fungsional penyusun tubuh makhluk hidup d. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama e. Organ adalah kumpulan dari jaringan-jaringan yang saling bekerja sama membentuk fungsi di dalam tubuh. contoh mata, hidung, jantung, ginjal, otak dll f. Sistem organ adalah kumpulan dari beberapa organ yang saling bekerja sama membentuk fungsi yang lebih luas di dalam tubuh. contohnya sistem pencernaan , sistem pernafasan, peredaran darah. gerak, eksresi, sekresi, sistem koordinasi dll g. Organisme adalah makhluk hidup tunggal atau individu yang merupakan kumpulan dari seluruh sistem organ yg saling bekerjasama menjalankan fungsi kehidupan h. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yg tinggal di suatu tempat i. Komunitas adalah kumpulan dari beberapa populasi yang saling berinteraksi di suatu habitat tertentu j. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yg membentuk hubungan interaksi atau saling ketergantungan. Contohnya ekosistem perairan dan ekosistem daratan k. Bioma : Bagian terkecil dari ekosistem di daratan. Contohnya bioma hutan hujan tropis, bioma gurun dll l. Biosfer : tempat makhluk hidup tinggal dan melangsungkan hidupnya yaitu di bumi. 6. Manfaat Biologi : Biologi telah banyak memberikan manfaat atau sumbangan terhadap kemajuan tekhnologi, seperti di bidang pertanian, peternakan, kedokteran dan industri. a. Manfaat biologi di bidang pertanian : - ditemukannya tekhnik kultur jaringan, yaitu tehknik membudidayakan tanaman dalam waktu yang singkat dan jumlah yang banyak - ditemukannya berbagai jenis tanaman/ bibit unggul, - Tekhnik rekayasa genetika berhasil menciptakan buah semangka , pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji b. Manfaat biologi di bidang peternakan : - Tekhnik inseminasi buatan ( kawin suntik), telah berhasil menciptakan berbagai hewan ternak unggul c. Manfaat biologi di bidang kedokteran : - Tekhnik bayi tabung, Tranplantasi organ, penemuan berbagai jenis vaksin, dan obat-obatan d. Manfaat biologi di bidang industri - Pemanfaatan mikroorganisme pada industri makanan, contoh nata de coco,yoghurt, kecap, tempe, keju dll - Pemanfaatan mikroorganisme untuk obat-obatan, misalnya antibiotik 7. Kerja Ilmiah Pengen jadi ilmuwan? Caranya gampang, ikuti aja langkah - langkah metode ilmiah berikut : Metode ilmiah adalah : Suatu cara yang ditempuh oleh ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, atau suatu cara mmemperoleh pengetahuan melalui percobaan Langkah-langkah metode ilmiah adalah : a. Perumusan masalah : merupakan langkah awal dimulainya suatu penelitian. Percobaan dimulai dengan suatu pertanyaan, setelah itu mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan percobaan b.Mengajukan hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Jawaban sementara harus diselidiki dengan melakukan eksperimen c. Melakukan percobaan , dengan cara membuat rancangan penelitian,yaitu berbagai hal yang harus diperhatikan sebelum, selama dan setelah penelitian , yang meliputi jenis penelitian, (deskriptif, eksperimen), variabel penelitian (variabel bebas, terikat dan variabel kontrol), persiapan alat, bahan, tempat dan waktu penelitian, tekhnik pengumpulan data (data kwalitatif , kwantitatif), serta melakukan tekhnik pengolahan data (tabel, bagan dll). Variabel adalah ciri obyek yang nilainya beragam. Ada 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (indevendent variable), merupakan variabel yang diubah, sedangkan variabel terikat (devendent variable) merupakan variabel yang berubah, tergantung perubahan variabel bebas. Pada percobaan biologi, biasanya terdapat dua kelompok perlakukan, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan) d. Menarik kesimpulan, yang berisi hasil percobaan yang dilakukan, apakah mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang dibuat Contoh Metode Ilmiah : a. Judul Penelitian : PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU b. Rumusan masalah : 1. Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau? 2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau? c. Mengajukan hipotesis : cahaya dapat mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan tanaman. Biji kacang hijau yang berada di lingkungan yang intensitas cahayanya berbeda, akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan ditempat gelap akan lebih cepat tinggi, dari pada di tempat terang. d. Melakukan Percobaan : a). Jenis penelitian eksperimen. b). Variabel bebas adalah cahaya matahari, variabel terikat adalah morfologi kacang hijau, dan variabel terkendali adalah polibek, tanah, biji kacang hijau dan penyiraman. c). Cara kerjanya adalah menanam biji kacang hijau pada dua polibek dengan kwalitas tanah yang sama, kemudian polibek ditempatkan pada dua tempat yang berbeda, polibek A di tempat terang dan polibek b di tempat gelap (ditutup dengan kardus supaya tidak terkena cahaya), lakukan penyiraman setiap hari, dan amati pertumbuhan yang terjadi. d). Data hasil pengamatan menunjukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ditempat yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya, hal ini menunjukan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. selengkapnya klik di http://farischarming.wordpress.com/2013/08/31/laporan-pengamatan-pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau/ e.Menarik kesimpulan : hasil penelitian menunjukan cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari langsung pertumbuhannya lebih lambat, daun lebar dan tebal, berwarna hijau,batang tagak kokoh. Sedangkan yang tidak terkena matahari (gelap), pertumbuhan lebih cepat tinggi (etiolasi), daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh, ini terjadi karena cahaya dapat menghambat pertumbuhan hormon auksin. Jadi hipotesis adalah benar. 8. Sikap Ilmiah : seorang ilmwan juga harus memiliki sikap ilmiah, yaitu sikap ingin tahu, kritis, santun, tidak merasa paling benar, berikap obyektif (melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi atau kepentingan sendiri), jujur, tekun, disiplin, terbuka, bekerja sama, dapat membedakan antara fakta dan opini, dapat membedakan antara hipotesis dan solusi, berpendapat secara ilmiah, berani mengusulkan perbaikan dan bertanggung jawab. Literatur dan daftar rujukan 1. Diah Aryulina dkk, Biologi 1, Esis, Erlangga 2. http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/struktur-jaringan-jenis-fungsi-batang.html 3. http://farischarming.wordpress.com/2013/08/31/laporan-pengamatan-pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-kacang-hijau/ Sumber : http://fitri-smanda2.blogspot.com/2014/08/ruang-lingkup-biologi.html

Sel (Biologi kelas XI semester 1)

1. Pengertian Sel Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 – 1703) yang berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan menjadi suatu teori sebagai berikut: 1. Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup. 2. Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup. 3. Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel. 2. Struktur Sel Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma: 2.1. Membran Sel / Membran Plasma Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel. 2.2. Inti Sel (Nukleus) Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu: 1. Selaput inti (karioteka) 2. Nukleoplasma (kariolimfa) 3. Kromatin / kromosom 4. Nukleous (anak inti) 2.3. Sitoplasma dan Organel Sel Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang beradal dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. 1. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein. 2. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak mempunyai ribosom. 3. Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam mitokondria. 4. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. 5. Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein yang disintesis RE. 6. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis maupun meiosis. 7. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas: berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3) Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen. 8. Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati. 9. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia. 10. Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel. 11. Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). 3. Macam-Macam Sel Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu: struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik. Perbedaan struktur sel prokariotik dan struktur eukariotik. Bagian Sel Prokariot Eukariot Inti sel Tanpa membran/selaput disebut nukleoid Selaput inti ada, disebut inti sel (nukleus) Penutup sel Berupa kapsul (fungsi berbeda dengan dinding sel pada tumbuhan) Tidak ada pada hewan, pada tumbuhan ada dinding sel Retikulum endoplasma Tidak ada Ada Badan golgi Tidak ada Ada Mitokondria Tidak ada Ada Lisosom sentriol Tidak ada Ada Ribosom Ada pada sitoplasma Ada (pada sitoplasma dan retikulum endoplasma) DNA (bahan gen) Berbentuk cincin bercampur dengan sitoplasma Berbentuk pita spiral ganda (double helix) terdapat pada inti, mitokondria, dan kloroplas (pada tumbuhan) Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Komponen Sel Tumbuhan Sel Hewan Ukuran Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan Bentuk Tetap Tidak tetap Dinding sel Ada Tidak tetap Plastid Ada Tidak tetap Lisosom Tidak ada Ada (untuk pencernaan makanan secara pinositosis/fagositosis) Sentrida Tidak ada Ada Badan golgi Duktiosom Badan golgi Vakuola Pada sel muda kecil dan banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran kecil baik pada sel muda maupun sel dewasa Flagella / sillia Tidak ada Ada tetapi tidak semua Klorofil Ada Tidak ada 4. Transpor Molekul melalui Membran 1. Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya, hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b) Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer. 2. Transpor aktir adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran. Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder. 3. Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel. Sumber : https://hedisasrawan.blogspot.com/2013/07/sel-materi-ringkasan-biologi-sma-xi-ipa.html

Pertumbuhan dan Perkembangan XII Mipa Semester 1

Pertumbuhan adalah : • Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi) • Irreversibel (tidak kembali ke asal) • dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. • Auksanometer adalah Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar. Perkembangan adalah: • Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks). • Sel-sel berdiferensiasi. • Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks. • Proses ini berlangsung secara kualitatif. • Irreversible TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN TAHAP AWAL PERTUMBUHAN 1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. 2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. 3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung. PERKECAMBAHAN 1. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula(calon batang). 2. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. 3. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu: a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang hijau. b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum). PERTUMBUHAN PRIMER 1. Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer. 2. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio. 3. Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi. 4. Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu: a. Jaringan meristem apikal Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer. b. Jaringan meristem lateral Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan. Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka. PERTUMBUHAN SEKUNDER 1. Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae. 2. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi: a. Kambium gabus (felogen) Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm. b. Kambium fasis (vasikuler) Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur. Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar. c. Kambium interfasis (intervasikuler) Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi. PERTUMBUHAN TERMINAL Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan. a. Daerah pembelahan (daerah meristematik) Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri. b. Daerah pemanjangan Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik. c. Daerah diferensiasi Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1. Faktor Genetik Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula. B. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Fitohormon tersebut, yaitu: 1. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat) • Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya. • Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena sativa). • Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). • Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya. • Fungsi auksin, yaitu: 1. Merangsang perpanjangan sel. 2. Merangsang pembentukan bunga dan buah. 3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh. 4. Mempengaruhi pembengkokan batang. 5. Merangsang pembentukan akar lateral. 6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi. 2. Gibberellin • Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926. • Fungsi gibberellin, yaitu: 1. Merangsang pembelahan sel kambium. 2. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya. 3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi). 4. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. 3. Sitokinin • Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain. • Fungsi sitokinin yaitu: 1. Merangsang proses pembelahan sel. 2. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah. 3. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar. 4. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi. 5. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens). 4. Gas Etilen • Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas. • Fungsi gas etilen, yaitu: 1. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang. 2. Mendukung pematangan buah. 3. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun. 4. Mendukung proses pembungaan. 5. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat menstimulasi pemanjangan batang. 6. Menstimulasi perkecambahan. 7. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar. 5. Asam Absisat (ABA) • Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. • Fungsi asam absisat, yaitu: a. Menghambat perkecambahan biji. b. Mempengaruhi pembungaan tanaman. c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian. d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi. 6. Kalin • Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. • Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas: 1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar. 2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang. 3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun. 4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. 7. Asam Traumalin • Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. • Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. • Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat). Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan berfungsi sebagai koenzim. 1. Faktor Lingkungan (Eksternal) Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan, misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan. a. Nutrisi • Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. • Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. • Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Fe, Mg). • Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. •   efisiensi mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat. b. Air • Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati. • Fungsi air antara lain: 1. Untuk fotosintesis. 2. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis 3. Membantu proses perkecambahan biji. 4. Menjaga (mempertahankan kelembapan). 5. Untuk transpirasi. 6. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel. 7. Menghilangkan asam absisi. 8. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung memengaruhi laju metabolisme. c. Cahaya • Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis. • Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. • Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh. • Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. • Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. • Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat. • Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. • Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan terhadapfotoperiode yang berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme. • Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu: a. Tumbuhan berhari pendek (short day plant) Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu, misalnya kastuba (Euphorbia pulcherima), ubi jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas commosus), dan padi (Oryza sativa). Panjang hari harus kurang dari 11 hingga 15 jam agar pembungaan terjadi. b. Tumbuhan hari panjang (long day plant) Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu, misalnya tanaman jarak (Rhicinus communis) dan kentang (Solanum tuberosum). Panjang hari harus lebih dari 12 hingga 14 jam agar pembungaan terjadi. c. Tumbuhan hari netral (day-neutral plant). Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat menghasilkan bunga kapan saja dalam setahun, misalnya jagung (Zea mays). d. Suhu • Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. • Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. • Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman. • Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. • Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. • Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh. e. Kelembapan • Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut. • Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. • Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar. • Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. • Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun yang lebar. • Oksigen • Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya. HUBUNGAN AUKSIN DENGAN BEBERAPA PROSES FISIOLOGI Secara fisiologis fitohormon berpengaruh terhadap berbagai proses, di antaranya adalah : 1. Proses pengembangan sel Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung memengaruhi sintesis enzim tertentu yang kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan menyebabkan dinding sel menjadi elastis. Dengan adanya sifat elastis tersebut, dinding sel mudah merenggang dan dapat tumbuh memanjang. 1. Fototropisme Yaitu peristiwa pergerakan tumbuhan kearah datang nya cahaya. Cholodny dan Went menjelaskan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian, jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada di bagian yang terang. 1. Geotropisme Adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan yang terdiri atas : geotropisme positif (gerak akar yang mengarah ke pusat bumi) dan geotropism negative (menjauhi pusat bumi). 1. Auksin dan pembentukan akar Pemakaian berbagai macam fitohormon pada stek daun, batang dan akar dapat merangsang pertumbuhan akar, seperti auksin Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat. 1. Partenokarpi Adalah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan sehingga menghasilkan buah tanpa biji, Bunga akan secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang diperlukan untuk mengawali proses pembentukan buah. Seperti yang terjadi pada pisang, anggur tak berbiji, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji. 1. Apikal dominan Merupakan suatu gejala bahwa selama pucuk batang (tunas terminal) masih ada, pertumbuhan tunas samping (tunas lateral) akan terhambat. Kalau tunas terminal dihilangkan, tunas ketiak daun akan segera tumbuh. Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang menekan tunas lateral disebut apikal dominan. 1. Peluruhan Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi pada bagian tumbuhan, seperti pada daun, buah, dan bunga. Peluruhan akan berlangsung karena terbentuknya suatu lapisan melintang yang sel-sel parenkimnya terpisah karena proses penuaan. Lapisan tersebut dinamakan lapisan peluruh pada tangkai daun, bunga dan buah. Jika helaian daun dipotong, tangkai daun akan meluruh karena hilangnya persediaan auksin pada daun. Akan tetapi, jika diberi auksin, peluruhan dapat dihambat. Sumber : http://internbiologi.blogspot.com/2012/10/pertumbuhan-dan-perkembangan-pada.html